Berkunjung ke Istana Maimun



Hari ini kami ingin berbagi cerita tentang kunjungan kami ke Istana Maimun minggu lalu, kegiatan kunjungan ini dilakukan sebulan sekali pada semester genap. Bulan lalu kami berkunjung ke salah satu koran harian tersebar di Medan, yaitu Harian Analisa di jalan A. Yani, Medan. Kali ini kami berkesempatan mengunjungi bangunan bersejarah di Kota Medan, yaitu Istana Maimun.

Seperti biasa, anak-anak datang kesekolah pagi harinya dan berbaris. Tak lama setelah itu semua masuk bus sekolah dan berangkat menuju Istana Maimun. Senangnya bukan main. Selama perjalanan semua asik bermain, mulai dari bermain tebak kata, hingga cari dan temukan kata-kata di sepanjang jalan. Lain lagi Achmed Zidane Pratama, ia sibuk memotret teman-temannya untuk dokumentasi. Anak yang satu ini punya ketertarikan dengan photography.


Tak lama, sampailah di tempat tujuan. Istana Maimun. Semua berbaris rapi dan antri menuju halaman Istana. “Pelan-pelan, Pakai Sabar,” Slogan yang biasa diucapkan ketika berbaris antri sambil memegang pundak temannya. Sesampainya di pelatanan Istana, kami pun berfoto-foto ria di depan tangga untuk dokumentasi sekolah. Karena saat itu kunjungan digabungkan dengan anak-anak PG dan TK Balita Schooling , tangga Istana jadi penuh dari bawah sampai atas. Ramai sekali.

Setelah puas berfoto barulah kami di pandu oleh petugas untuk melihat-lihat kedalam Istana. Ada banyak sekali benda bersejarah di sana. Kursi Sultan, SInggasana, Alat music tua, Perhiasan, Pakaian Kesultanan, dan foto-foto Sultan dari jaman dulu. Dengan tetap rapi membentuk barisan, anak-anak mendengar penjelasan tentang sejarah Istana Maimun dari petugas. Salah satunya adalah menjelaskan nama dan foto sultan di Istana Maimun. Dari jaman dulu sampai sekarang.

“Namanya panjang kali..” komentar anak-anak.
“Hah.. masih 15 tahun. Masih muda ya,” Ujar Zidan Malik saat mendengar penjelasan tentang sultan Deli saat ini, bernama Tuanku Muda Aria Mahmud Lamanjiji Perkasa Alam.

Setelah mendengar penjelasan perjalanan dilanjutkan dengan melihat-lihat benda sejarah. Banyak sekali benda-benda bersejarah yang dipamerkan. Puas berkeliling, saat nya menikmati snack di ruang terbuka, halaman Istana Maimun, meski cuaca cukup pana tapi angin sepoi-sepoi terasa nyaman sekali. Serasa piknik bersama. Hingga akhirnya semua bermain bebas.

Setelah makan siang, kami pun shalat di mesjid raya Al Mas’un. Sebelumnya petugas istana maimun juga menjelaskan tentang mesjid raya ini. Ketika sampai di Mesjid, Zidan langsung bilang. “Ini Mesjid Raya Al-Mas’un yang dibilang bapak itu tadi,” ujarnya. Setelah shalat, kami sempatkan untuk berfoto di Mesjid Raya yang terkenal sebagai salah satu ikon kota Medan Itu.

Esoknya, saat pelajaran Pendidikan Seni dan Budaya, dengan materi Menggambar dengan pola kertas origami, Dt Muhammad Sayyid Hilmi menggambar sebuah bangunan berbentuk mesjid. Ia bilang itu mesjid Raya Al-Mas’un. Sementara Tsuraya, Naya dan Nabila Ariska menggambar Istana Maimun versi mereka sendiri.  Subhanallah…. Belajar metode real begitu berkesan.

Previous
Next Post »